top of page

Ketika Sungai Berjumpa Generasi Milenial

  • Writer: Budi Satria
    Budi Satria
  • Nov 26, 2018
  • 2 min read

Suatu hari disaat sedang dalam perjalanan menuju ke rumah , aku melewati sebuah sungai…tiba-tiba ada hal yang menarik pandanganku saat serombongan orang berlomba menggunakan jaring memungut ikan-ikan yang sedang melimpah ruah menepi di bibir sungai.


Senda gurau orang-orang tersebut menarik perhatianku …mereka seolah-olah turut merasakan berkah dengan menepinya ikan-ikan disungai yang memudahkan mereka untuk menangkap dengan jaring.


Di sudut yang lain aku melihat ada cerukan bibir sungai penuh dengan kiriman sampah saat hujan melanda daerah yang dilalui aliran sungai tersebut…ku coba mendekati …dan alangkah takjubnya aku saat melihat sekian banyak sampah di dominasi popok bayi !


Disekitar sampah popok tersebut ternyata telah berkumpul ikan-ikan yang lebih banyak dibanding lokasi yang menjadi rebutan para pemburu ikan tadi…hahahahaha

Ternyata ikan-ikan tersebut lebih suka berada di sampah popok bayi tersebut dan memakannya….timbul pertanyaan besar kenapa banyak orang-orang membuang popok bayi tersebut?


Dan terjawab sudah kenapa banyak sekali popok bayi ada di sungai ! ya….SULETEN (bahasa Jawa) yang berarti ruam-ruam…mitos tersebut mengakar dengan kuat di masyarakat saat popok bayi bekas di bakar atau di buang ditempat sampah akan berdampak SULETEN pada bayi mereka…Emejing


Salah satu pemicu perilaku membuang popok bayi ke sungai adalah mitos yang berkembang di masyarakat.

Membuang popok bekas yang berujung pada tindakan pembakaran dipercaya akan mengakibatkan kulit di pangkal paha dan pantat bayi menjadi merah seperti luka terbakar, atau populer disebut Suleten.

"Ada keyakinan atau kepercayaan masyarakat, kalau memusnahkan popok bekas dengan cara dibakar akan menjadikan anak sakit. Maka kemudian cara yang paling aman, yaitu dibuang ke sungai," ungkap teman saya anggota komunitas peduli lingkungan..


"Bukan mitos itu kalau menurut saya. Saya percaya, kalau membuang popok bekas anak saya, atau bekas yang dipakai oleh anak bayi, itu ya jadi Suleten gitu. Di pantatnya bayi itu, sampai merah-merah. Mau dibuang ke mana kalau nggak di sungai?" cetus salah satu ibu-ibu muda.


Dampak besar terhadap aktifitas membuang popok bayi di sungai sangat besar:


1. Popok bayi bekas di sungai mengandung bakteri E-Coli

2. Alam mendegradasi material plastik di popok menjadi serabut

lembut

3. Material kimiawi akan mencemari sungai





Dan…..terjawab sudah kenapa ikan-ikan tersebut menepi? Mereka tercemari!




Ketika Sungai berjumpa dengan generasi milenial

 
 
 

Comments


©2018 by Budi Satria. Proudly created with Wix.com

bottom of page